<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://draft.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6281400407918259248\x26blogName\x3dPERTANIANKU\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://pertanian-tasurun.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://pertanian-tasurun.blogspot.com/\x26vt\x3d-6147979523044435142', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>
PERTANIANKU UNTUK NEGERIKU

loading...
Cacing tanah menyuburkan tanah
Cacing tanah (Lumbricus rubellus) dapat menyuburkan dan menjaga kesuburan tanah. Cacing tanah awalnya akan memakan bahan organik di atas permukaan tanah. Kemudian mahluk kecil ini turun ke bagian dalam tanah, berarti cacing tanah memindahkan bahan organik dari lapisan atas menuju lapisan bawah tanah. Cacing tanah ketika berpindah ke bagian bawah juga membuat pori-pori yang dapat memperbaiki aerasi tanah.
 
"Selanjutnya cacing tanah juga mengeluarkan kotoran. Kotoran cacing tanah yang telah melewati pencernaannya itu, mengandung hormon-hormon tertentu yang tidak dimiliki kompos biasa dan bagus untuk pertumbuhan tanaman," kata Dr Rahayu Widiastuti, Peneliti Laboratorium Biologi Tanah Institut Pertanian Bogor menjelaskan pada beritabumi.or.id 13 Desember 2004.
 
Dengan cara itu, cacing tanah mampu memodifikasi lingkungan dan menyediakan unsur hara bagi organisme lain. Cacing tanah dapat disebut sebagai ecosystem engineers.
 
Selain itu cacing tanah juga termasuk organisme yang berperan dalam sustainable agriculture yang berprinsip mengurangi pupuk kimia yang mencemari lingkungan dan polusi air tanah.
 
Cacing tanah juga dikenal sebagai dekomposer. Binatang hermaprodit (berjenis kelamin ganda) itu berperan dalam proses dekomposisi dengan menghancurkan bahan-bahan organik, sampah dan serasah pada lahan tempat hidupnya.
 
Binatang kecil melata itu bisa disebut sebagai Pak Tani atau Petani karena dengan gerakannya dapat menggemburkan tanah yang keras. "Seperti bisa mencangkul. Di tanah yang keras, dengan gerakannya, bisa terbentuk pori-pori. Bila tanah sangat keras dapat dimakannya kemudian dikeluarkan kascingnya," ungkap Widiastuti.
 
Cacing mempunyai kekuatan yang luar biasa. Kekuatannya bisa mencapai 40 kali berat badannya. Bila cacing tanah beratnya 50 kg maka bisa menggerakkan berat 2.000 kg. Memang cacing tanah mempunyai hormon tertentu yang dapat membuat badannya kuat.
 
Bergizi dan untuk obat
Di dalam dunia kesehatan, cacing tanah juga dimanfaatkan sebagai obat. Biasanya untuk obat penyakit tifus. Cacing tanah dikeringkan dan dijadikan tepung untuk dimasukkan ke dalam kapsul.
Anjuran para pengguna lainnya, supaya khasiatnya sebagai obat lebih jelas, cacing tanah dimakan segar. Untuk satu resep, 10 ekor cacing tanah diblender lalu diminum cairannya selama tiga hari.
 
Cacing tanah mengandung protein dengan asam amino lebih lengkap daripada ikan dan daging. Sehingga nilai gizinya lebih baik untuk makanan dan bahan kosmetik. Di Cina cacing tanah sudah dijadikan sebagai bahan campuran kue. Di Indonesia hanya untuk makanan ternak. Di Cina, cacing tanah sudah dimanfaatkan sebagai kosmetik dalam bentuk tepung cacing untuk menghaluskan kulit.

Klasifikasi
Dalam klasifikasi biologi, cacing tanah termasuk Ordo Oligo-chaeta, Kelas Chaetopoda, Philum Annelida. Dalam Philum Annelida terdapat 1.800 spesies cacing tanah yang dikelompokkan menjadi lima famili yang tersebar di seluruh dunia. Jumlah terbesar ada di Amerika Utara, Eropa dan Asia Barat, untuk Famili Lumbricidae dengan 220 spesies.
 
Cacing tanah mempunyai kisaran panjang dari beberapa milimeter sampai 91 cm. Tetapi biasanya panjangnya hanya beberapa centimeter.
 
Sistem pencernaan cacing tanah sangat adaptif dengan aktifitas makan dan menggali pori-pori tanah. Cacing menelan tanah (termasuk residu dekomposisi organik dalam tanah) atau residu dan sisa tanaman pada permukaan tanah.
 
Kemudian otot yang kuat mengolah material yang tertelan dan mengeluarkannya melalui sistem pencernaan yang mengandung cairan pencernaan berupa enzim dan bercampur dengan material itu. Cairan pencernaan itu mengeluarkan asam amino, gula dan molekul organik dari residu organik (termasuk protozoa hidup, nematoda, bakteri, jamur dan mikroorganisme lain). Molekul yang paling kecill diabsorbsi melalui membram intestinal cacing tanah yang digunakan untuk energi dan sintesis sel.
 
Cacing tanah tidak mempunyai pembagian pernafasan yang spesifik. Pertukaran dalam pernafasan terjadi melalui permukaan tubuh.
 
Cacing tanah tidak selalu bereproduksi dengan perkawinan dirinya sendiri melalui sistem hermaprodit ( masing-masing individu mempunyai organ reproduksi jantan dan betina). Pertukaran sperma bersama terjadi di antara dua cacing selama perkawinan.
 
Sperma dewasa dan sel telur serta cairan nutrisi tersimpan dalam kokon yang diproduksi clitellum, conspicuous struktur sepertii korset dekat ujung anterior tubuh. Sel telur dibuahi oleh sel sperma dalam kokon, kemudian terlepas dan mengendap di dalam atau di atas tanah. Telur menetas setelah tiga minggu. Masing-masing kokon menghasilkan dua hingga dua puluh bayi cacing.
 
Cacing tanah dikelompokkan dalam tiga plasma yaitu Epigeic, Endogeic dan Anecic. Epigeic biasanya hidup di atas permukaan tanah dan memakan kotoran. Endogeic hidup di bawah permukaan tanah secara horizontal. Anecic hidup di lapisan tanah lebih dalam.

- Tomat, Harapan Sentra Agribisnis Palangka Raya
- Pembasmi Hama dengan Fornula EKD
- Pupuk Organik Cair dari Urine Manusi
- Sudarno Pencipta Tongnopos dan Cairan MBS
- Teknologi Pemupukan
- Membuat Peternakan Cacing Sendiri
- Pembuatan Pelet Ikan dari Cacing Tanah
- Ekstrak Tanaman Untuk Atasi Hama
- Enceng Gondok untuk Bahan Bakar Biogas
- Manfaat Tanaman Azolla
- Tanaman Azolla Pengganti Pupuk Urea
- Mengubah Asap Menjadi Pestisida Organik
- Cacing tanah menyuburkan tanah
- Pembuatan Kompos dengan Cacing Tanah
- Limbah Peternakan untuk budidaya Cacing Tanah
- Pembuatan Kompos dengan Cacing Tanah
- Cacing tanah menyuburkan tanah
- Mengubah Asap Menjadi Pestisida Organik
- Tanaman Azolla Pengganti Pupuk Urea
- Manfaat Tanaman Azolla
- Enceng Gondok untuk Bahan Bakar Biogas
- Ekstrak Tanaman Untuk Atasi Hama
- Pembuatan Pelet Ikan dari Cacing Tanah
- Membuat Peternakan Cacing Sendiri
- Teknologi Pemupukan
- Sudarno Pencipta Tongnopos dan Cairan MBS
- Pupuk Organik Cair dari Urine Manusi
- Pembasmi Hama dengan Fornula EKD
- Tomat, Harapan Sentra Agribisnis Palangka Raya
VVV BBB