<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6281400407918259248\x26blogName\x3dPERTANIANKU\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://pertanian-tasurun.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://pertanian-tasurun.blogspot.com/\x26vt\x3d-6147979523044435142', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>
PERTANIANKU UNTUK NEGERIKU

loading...
Pembasmi Hama dengan Fornula EKD
Kenapa manusia begitu tidak adil terhadap alam? Manusia selalu mengambil yang terbaik dari alam, tetapi tidak pernah mengembalikan yang terbaik kepada alam. Berangkat dari konsep pemikiran ini Ermina Komala Dara meracik formula EKD yang multiguna.

Oleh C ANTO SAPTOWALYONO

EKD adalah kependekan dari nama perempuan kelahiran Palangkaraya, 19 November 1965 ini. Formula EKD ini dapat dimanfaatkan sebagai starter atau biang fermentasi bahan organik untuk membuat pupuk, pakan, biopestisida, bioherbisida, pembersih lantai, dan juga ramuan kecantikan alamiah.
 
Pembuatan formula EKD diawali dengan menyiapkan ragi. Bahannya akar pinang, akar alang-alang, kunyit, temulawak, lengkuas, serai, merica, cabe rawit, cengkeh, kayu manis, tembakau, cabe jawa, kapulaga, adas manis, jintan, bawang putih, dan pala.
 
Semua bahan tadi ditumbuk hingga halus, dicampur air dan disaring. Selanjutnya dicampurkan dengan tepung beras, digerus hingga rata, dengan kadar air 30 hingga 40 persen. Adonan tadi dikepal bulat seukuran bola pingpong dan ditekan bagian tengahnya.
 
Untuk mempercepat fermentasi dapat dibaluri ragi yang sudah jadi. Semua bahan tadi selanjutnya ditaruh pada nampan, ditutup rapat dengan kain, dan didiamkan dua hari dua malam. Kemudian, bulatan-bulatan tadi dijemur di terik matahari sekitar 10 hari. Jadilah ragi.
 
Pembuatan formula EKD dapat menggunakan tape ketan atau lahang (anding, minuman beralkohol tradisional Dayak). Caranya, tape ketan dimasukkan ke gentong, ditaburi ragi, kemudian ditambahi gula pasir dan air. Gentong ditutup rapat dan didiamkan sedikitnya dua pekan. Satu hingga dua kali sehari tutupnya dibuka dan diaduk. Maka, selesailah pembuatan formula EKD berbasis tape ketan.
 
Adapun formula EKD berbasis lahang diracik dengan mencampur ragi dan lahang dalam wadah tertutup, difermentasi tiga hingga empat hari, dan sesekali gas fermentasi dibebaskan dengan cara membuka tutup wadah. “Formula EKD pun dapat dibuat menggunakan bahan yang dikenal di sutau daerah, misalnya legen atau nira kelapa,” ungkap Ermina di Palangkaraya.

Multiguna
Formula EKD yang mudah di buat para petani ini, kata Ermina, memiliki banyak kegunaan, misalnya untuk membasmi hama penyakit tanaman. Ini antara lain sudah dipraktikkan petani cabai di Kalampangan, Palangkaraya, yang tanamannya diserang penyakit sehingga mengering seluruh batang dan daunnya sekitar Juli 2007.
 
Ermina waktu itu mengajak petani Kalampangan untuk mencari tana-man lain yang terlihat sehat di sekitar lahan cabai tadi. “Saya berkeyakinan tanaman yang sehat itu pasti memiliki zat yang mampu menangkal pe-nyakit,” katanya.
 
Dipetiklah daun lengkuas, serai, jambu air, dan jambu biji yang selanjutnya dipotong-potong dan dicampur dengan formula EKD. Larutan tadi kemudian dimasukkan ke wadah tertutup dan difermentasi selama lima hingga tujuh hari.
 
Larutan ini lalu disemprotkan tiap hari ke tanaman cabai hingga serangan berhenti. Hasilnya, dalam kurun waktu sekitar sebulan tanaman cabai yang kering kerontang tadi pun kembali menghijau dan berbuah.
 
Pemanfaatan EKD sebagai larutan pembasmi gulma tidak mahal, hanya sekitar Rp 20.000 per hektar. Ini karena bahan yang dipakai banyak tersedia dalam kehidupan sehari-hari, dan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia buatan pabrik.
 
Ermina menyebutkan, formula EKD ini juga mampu meningkatkan produktivitas tanaman. “Prinsipnya, kembalikan yang terbaik kepada tanaman. Jangan hanya memanfaatkan limbah tanaman untuk dijadikan pupuk. Untuk menyuburkan tanaman jagung, misalnya, campurkan ekstrak jagung dengan EKD dan semprotkan ke daun jagung serta tanah di sekitar tanaman,” paparnya.
 
Berdasarkan hasil penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian dan Badan penelitian dan Pengembangan Daerah Kalimantan Tengah tahun 2003, aplikasi pupuk EKD cair menghasilkan pipilan jagung mencapai 5,85 ton per hektar. Sebagai bandingan, tanpa perlakuan pupuk cair EKD ini, hasil pipilan jagung hanya 4,70 ton per hektar.
 
Untuk memupuk satu hektar tanaman jagung dibutuhkan sekitar 10 kilogram ekstrak jagung dan 10 liter EKD. Adapun untuk satu hektar tanaman tomat diperlukan empat kilogram tomat yang diekstrak dan empat liter EKD. Dilarutkan dalam air, dan siaplah cairan tadi untuk disemprotkan ke lahan.

Flu burung
Sapi Bali yang diberi pakan konsentrat plus EKD cair tambahan, beratnya per hari mampu mencapai 0,786 kilogram per hari. Ini lebih tinggi dibanding per-tambahan berat sapi yang tidak mendapat perlakuan EKD, yakni di kisaran 0,25 hingga 0,4 kilogram per hari.
 
Bahkan, menurut Ermina, ternak unggas yang diberi pakan dengan campuran EKD juga terbebas dari flu burung meski ternak di sekitarnya terkena wabah tersebut. “Ini antara lain sudah dicobakan di Kotawaringin Timur,” tuturnya.
 
Formula EKD sekarang sudah banyak dipakai dan dipraktikkan petani di berbagai daerah mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lainnya. Teknologi pemanfaatan EKD ini pun acap diseminarkan.
 
EKD dapat dimanfaarkan untuk pembersih lantai, yakni cukup dengan mencampurkan 55 cc larutan ini dengan satu ember isi lima liter air. “Bekas cacar dan jerawat juga dapat dihilangkan menggunakan masker berbahan rendaman beras dan EKD ini. Saya pernah memakainya,” kata Ermina.
 
Ermina tidak mau mematenkan temuannya itu karena dia ingin agar teknologi EKD yang ramah lingkungan dan murah ini dapat dimanfaarkan masyarakat seluas-luasnya. Dengan alasan sama, dia pun enggan bekerja sama dengan pabrikan. Melalui formula EKD ini, Ermina ingin melestarikan kearifan tradisional Dayak yang dikenal akrab dengan lingkungan dan mempunyai rasa memiliki alam. Ini dia wujud nyatakan dengan mengembalikan yang terbaik kepada alam melalui pemanfaatan EKD yang ramah lingkungan.

Biodata

Nama: Ermina Komala Dara
Tempat, tanggal lahir: Palangkaraya, 19 November 1965
Pendidikan:
- SD Don Bosco Palangkaraya
- SMP Santo Paulus Palangkaraya
- SMA Katolik Palangkaraya
- Sosial Ekonomi Agribisnis, Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Malang (S-1)
- Magister Ekonomika Pembangunan UGM
Pekerjaan: PNS Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Tengah
Kegiatan: aktif di Yayasan Betel Indonesia
Anak :
- Naria Ika Trisnawati

- Tomat, Harapan Sentra Agribisnis Palangka Raya
- Pembasmi Hama dengan Fornula EKD
- Pupuk Organik Cair dari Urine Manusi
- Sudarno Pencipta Tongnopos dan Cairan MBS
- Teknologi Pemupukan
- Membuat Peternakan Cacing Sendiri
- Pembuatan Pelet Ikan dari Cacing Tanah
- Ekstrak Tanaman Untuk Atasi Hama
- Enceng Gondok untuk Bahan Bakar Biogas
- Manfaat Tanaman Azolla
- Tanaman Azolla Pengganti Pupuk Urea
- Mengubah Asap Menjadi Pestisida Organik
- Cacing tanah menyuburkan tanah
- Pembuatan Kompos dengan Cacing Tanah
- Limbah Peternakan untuk budidaya Cacing Tanah
- Pembuatan Kompos dengan Cacing Tanah
- Cacing tanah menyuburkan tanah
- Mengubah Asap Menjadi Pestisida Organik
- Tanaman Azolla Pengganti Pupuk Urea
- Manfaat Tanaman Azolla
- Enceng Gondok untuk Bahan Bakar Biogas
- Ekstrak Tanaman Untuk Atasi Hama
- Pembuatan Pelet Ikan dari Cacing Tanah
- Membuat Peternakan Cacing Sendiri
- Teknologi Pemupukan
- Sudarno Pencipta Tongnopos dan Cairan MBS
- Pupuk Organik Cair dari Urine Manusi
- Pembasmi Hama dengan Fornula EKD
- Tomat, Harapan Sentra Agribisnis Palangka Raya
VVV BBB