Enceng gondok bisa dijadikan bahan bakar biogas dengan biaya murah sehingga dapat menekan pengeluaran rumah tangga. Penggunaan tumbuhan pengganggu itu dalam skala besar memperbaiki kondisi lingkungan dan berdampak pada kelangsungan pasokan listrik. Potensi enceng gondok di Jawa Barat sangat besar.
Pejabat Harian Manajer Humas Unit Bisnis Pembangunan (UBP) Saguling Muhammad Sayogo di Kabupaten Bandung Barat, Jumat (29/6), mengatakan, po-tensi biogas dari enceng gondok luar biasa besar. Enceng gondok banyak ditemukan di sekitar Waduk Saguling.
Permukaan air saguling sekitar 5.000 hektar dan hampir seluruhnya tertutup gulma tersebut. Daerah yang banyak enceng gondok adalah kecamatan Cihampelas dan Batujajar, Bandung Barat.
Menurut Sayogo, biaya penanganan enceng gondok untuk Waduk Saguling sangat besar, lebih dari 1 milyar per tahun. Penyebaran enceng gon-dok harus diantisipasi karena menyebabkan pendangkalan.
Pendangkalan membuat aliran air untuk pembangkit tenaga listrik terganggu. Oleh karena itu, pemberdayaan encng gondok akan membantu kelang-sungan pasokan listrik. Apalagi, hamparan enceng gondok banyak ditemukan di waduk.
Pelaksana Lingkungan UBP Saguling Endang Hadiyat mengatakan, jika dicacah, biogas yang dihasilkan dari proses fermentasi enceng gondok membutuhkan waktu seminggu. Eeceng gondok yang ditumbuk memerlukan waktu lebih singkat, sekitar 5 hari.
Pihak UBP Saguling sudah membuat alat penghasil biogas dari enceng gondok. Alat cukup diisi enceng gondok dan air. Inovasi tersebut dihasilkan akhir tahun 2006. Enceng godok seberat 200 kilogram menghasilkan biogas cukup untuk seminggu, dengan pemakaian 1,5 jam per hari.
Setiap hari alat berupa drum yang disambungkan dengan selang dan plastik penampung gas itu hanya perlu diisi dengan seember enceng gon-dok. “Sesuatu yang membusuk mengandung biogas itu bermanfaat untuk manusia,” kata Endang.
Enceng gondok menjadi biogas karena sesudah melalui beberapa tahap pembuatan dapat menimbulkan Etana. Enceng gondok adalah sejenis tanaman hidrofit yang mengapung dalam luas 1 meter persegi dengan berat 2 kg. Mengingat luasnya permukaan Waduk Saguling, potensi enceng gondok se-bagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah sangat besar.
Manfaat lain adalah menekan pengeluaran untuk penanganan enceng gondok. Di sisi lain, masyarakat ekonomi lemah dapat terbantu karena bahan bakar murah, seperti kayu, semakin sulit dicari.
Pakar lingkungan, Universitas Padjadjaran Otto Soemarwoto mengatakan, enceng gondok, selain menimbulkan pendangkalan waduk, juga menyerap logam berat, seperti besi, seng, tembaga, dan raksa.
Encang gondok akan berkembang pesat bila air dipenuhi limbah pertanian dan pabrik. Tanaman itu dapat mnutupi permukaan air sehingga sinar matahari tidak dapat tembus ke dasar sungai. Akibatnya, kehidupan tumbuhan lain dan hewan terganggu.