Menggabungkan usaha pertanian, perikanan dan peter-nakan dalam satu tempat kini bukan hal yang mustahil. Mindazbesi adalah salah satu contohnya. Disamping mendatangkan pendapatan sampingan, penggabungan usaha tani terpadu yang berpijak pada pemanfaatan hubungan saling menguntungan antara satu sama lain ini (simbiosis mutualisme) juga memberikan dam-pak lingkungan yang positif bagi pertanian berkelanjutan. Hanya saja , mindazbesi ini baru bisa dilaksanakan pada sawah yang airnya lancar (irigasi).
Mengusahakan beberapa macam komoditas dalam satu tempat bisa dilakukan dimana saja, termasuk diantaranya adalah pada sawah irigasi. Tidak sedikit petani kita yang memiliki lahan sawah yang mengandalkan pengairan dari irigasi tersebut. Daripada mengu-sahakan hanya satu komoditas saja, misalnya padi, mengapa tidak berfikir untuk menambah penghasilan dengan menggabungkan beberapa komoditas yang saling menunjang di dalam ekosistem sawah itu sendiri.
BPTP Malang-Jawa Timur baru-baru ini telah menggagas suatu sistem usahatani terpadu yang dinamakan Mindazbesi. Dari namanya yang agak aneh itu, kita tentu bertanya-tanya seperti apa mindazbesi itu. Mindazbesi merupakan kependekkan dari mina – padi – azolla- bebek dan sapi. Usahatani terpadu mindazbesi yang menggabungkan beberapa komoditas dalam satu ekosistem sawah irigasi yang melibatkan padi, ikan, azolla, serta ternak ini dilatar belakangi dari besarnya potensi lahan sawah irigasi terutama dari ketersediaan air yang terjamin selama pertum-buhan tanaman. Mengapa harus mindazbesi? Konsep mindazbesi ini lebih didasarkan pada pemikiran untuk mengelola secara optimal sawah yang terjamin perairannya dengan memadukan intensifikasi dan diversifikasi yang mana antar bagian yaitu padi, azolla, ikan, bebek dan padi memiliki hubungan/keterkaitan yang saling mengun-tungkan satu sama lain. Adanya bebek dan sapi dalam perta-naman minapadi-azolla yang bersifat saling melengkapi (komplementer)
ini akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani, gizi masyarakat dan distribusi tenaga kerja secara merata dan yang paling penting adalah penerapan teknologi yang ramah lingkungan (sustainable farming).
Keunggulan Penggabungan beberapa jenis komoditas dalam ekosistem sawah irigasi yang memiliki hubungan saling menguntungkan (simbiosis mutualisme) ini tidak hanya memberikan keuntungan pada ekosistem itu sendiri namun juga keuntungan bagi petani yang mengusahakannya, yaitu : dapat meningkatkan pendapatan dan pemenuhan karbohidrat serta protein hewani. Dengan mengusahakan padi, sekaligus ikan, azolla, bebek dan itik ini tentu saja memberikan pendapatan yang lebih besar dibandingkan bila kita hanya mengu-sahakan satu komoditas saja. Pengusahaan tanaman padi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan semata namun juga untuk memenuhi kebutuhan pangan sebagai sumber karbohidrat. Sedangkan adanya ikan dan bebek ini secara langsung maupun tidak langsung akan menjadi sumber protein hewani.
Mengapa demikian? Karena dengan adanya kotoran yang berasal dari bebek sapi serta ikan menjadi pupuk organik yang selain dibutuhkan tanaman padi juga dapat memperbaiki sifat fisik maupun kimia tanahnya. Kotoran yang dihasilkan oleh bebek maupun sapi dapat dimanfaatkan sebagai media ma-kanan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang menjadi makanan alami ikan. Sedangkan perilaku bebek dan ikan yang suka mengaduk-aduk tanah dalam mencari makanan dapat menyebabkan struktur tanah sawah menjadi lebih baik.
IKAN
Pakan ikan berasal dari azolla, gulma, hama padi dan dedak. Kotoran yang dihasilkan dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman padi, azolla dan tanah sawah. Hasil yang diperoleh berupa daging ikan.
SAPI
Pakan berupa jerami, azolla, gulma dan dedak sedangkan koto-ran yang dihasilkan dapat menjadi pupuk organik bagi tanaman padi dan sawah sedangkan hasil yang diperoleh dari ternak sapi berupa : tenaga untuk pengolahan lahan, daging dan uang, tentunya.
BEBEK
Bebek membutuhkan pakan berupa gabah sisa panen, gulma padi, azolla dan dedak, kotoran yang dihasilkannya akan menjadi pupuk organik bagi tanah sawah dan hasil yang didapat berupa telur dan daging.
Kehadiran bebek, dan ikan serta sapi yang memakan gulma tertentu sebagai saingan tanaman padi memberikan keuntungan karena kita tidak perlu melakukan kegiatan penyiangan lebih banyak. Selain itu, adanya pertumbuhan azolla yang menutupi permukaan air tanah dapat menekan dan mengurangi ruang tumbuh gulma padi. Selain dapat mengurangi gulma, kehadiran bebek, sapi dan ikan juga dapat menjadi predator hama-hama padi seperti ikan yang memakan serangga tertentu (wereng) serta bebek yang menyukai ulat dan bekicot perusak tanaman padi sehingga dapat menekan perkem-bangan populasi hama. Keunggulan lain adalah dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi maupun produktivitas per satuan luas dan waktu selain itu, adanya usahatani terpadu ini dapat menyebabkan terjadinya distribusi dan aktivitas kerja yang berorientasi pada keseimbangan gender.
Tahapan - tahapan Sistem Usahatani Terpadu MIndazbesi di Sawah Irigasi
Persyaratan Apakah semua sawah irigasi bisa menerapkan usahatani ini? Tentu saja tidak karena selain memerlukan penanganan lebih intensif juga harus memenuhi beberapa kondisi tertentu. Karena dalam penanaman padi ini juga mengikut sertakan ternak ikan, maka sistem penanamannya pun harus memberikan keleluasan bagi ikan maupun pertumbuhan azolla itu sendiri. Jadi, dalam hal ini budidaya minapadi-azolla sangat dianjurkan menggunakan cara tanam sistem legowo. Cara tanam legowo ini tidak lain adalah merupakan upaya rekayasa ruang tumbuh menjadi barisan tanaman pinggir yang diharapkan dapat meningkatkan produksi padi. Adanya ruang antar baris tanaman yang lebih lebar tentu saja memberikan perkembangan ikan dan tanaman azolla tumbuh secara baik. Selain untuk tujuan tersebut, penggunaan cara legowo akan mempermudah bagi kita dalam pemeliharaan ikan, azolla serta tanaman padi itu sendiri.
Lokasi harus aman dan pengairan terjamin
Agar lebih mudah dikontrol dan demi keamanan, maka lokasi mindazbesi haruslah berada dalam lahan yang dekat dengan rumah. Kemudian diusahakan dilakukan pada areal sawah yang bukan daerah banjir maupun endemis hama. Hal ini dimaksudkan karena akan sia-sia usaha kita menanam azolla dan ikan bila sawahnya mudah sekali kebajiran sehingga resiko kehilangan ikan sangat besar. Dan yang penting dalam pemilihan lokasi mindazbesi adalah lahan sawah irigasi tersebut terjamin pengairannya. Untuk apa mengusahakan di sawah irigasi bila sistem pengairannya tidak lancar? Apalagi kita mengusahakan mina padi yang notabene membutuhkan air yang cukup.
Dilengkapi “caren”
Setelah kita mendapatkan lahan yang sesuai, langkah berikutnya adalah proses pengolahan tanah. Hal ini penting karena pengolahan untuk mina padi tidak sama dengan tanam padi biasa. Pada saat pengolahan pertama, berikan pupuk kandang yang matang berupa kompos dari kotoran sapi dan bebek. Petakan sawah haruslah dilengkapi dengan caren yang dibuat bersamaan pengolahan terakhir dengan lebar 40 – 45 cm dan kedalaman 25 – 30 cm yang panjangnya disesuaikan petakan sawah. Caren ini haruslah dilengkapi pipa pemasukan dan pelimpasan air serta di bagian ujung nya diberi kawat kasa (saringan). Fungsi caren ini adalah untuk mengatur keluar masuknya air dalam petakan serta memudahkan pemanenan ikan.
BENTUK-BENTUK PEMATANG DAN CAREN IKAN
Bibit padi yang berumur 21- 25 hari setelah semai dengan jumlah 2 – 3 batang per rumpun siap ditanam pada lahan yang sudah diolah. Penanaman sistem legowo yang direkomendasikan adalah 2 : 1 artinya dengan jarak tanam 40 cm x (20 cm x 10 cm). Karena pada mina padi digabungkan dengan azolla dan ikan, maka varietas padi yang ditanam haruslah memiliki karaterisitik batang yang kokoh, cepat beranak dan struktur akarnya kuat seperti Ciliwung, IR-64, Citanduy, Cisadane dll.
Kemudian 3 – 5 hari setelah penanaman padi, kita lakukan penanaman azolla microphylla. Sehari kemudian barulah ditanam ikan. Jumlah azolla segar yang diberikan adalah 1000 kg/ha sedangkan populasi ikan berukuran 10 – 12 cm sebanyak 2000 ekor/ha. Lama pemeliharaan dan jenis ikan yang ditanam tergantung tujuan. Ikan yang dipelihara bisa menggunakan mas, nila, tawes, lele dan lain-lain dimana lama pemeliharaannya sekitar 45 – 60 hst (padi menjelang berbunga). Ketinggian air dalam petakan sawah sebaiknya 15 – 30 cm. Sedangkan untuk bebek dan sapi dapat dibuat kandangnya di sekitar tanaman padi dan menghadap utara selatan agar menerima cahaya matahari yang cukup.
Azolla, Pupuk hijau baik untuk padi
Azolla sp. adalah jenis tumbuhan paku air yang menga-pung banyak terdapat di perairan yang tergenang terutama di sawah-sawah dan di kolam, mempunyai permukaan daun yang lunak mudah berkembang dengan cepat dan hidup bersimbosis dengan Anabaena azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen (N2) dari udara. Pada kondisi optimal Azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari Nilai nutrisi Azolla mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 1996) dalam Akrimin 2002. Tanaman Azolla Sp. memang sudah tidak diragukan lagi konstri-businya dalam mempengaruhi peningkatan tanaman padi. Hal ini telah dibuktikan dibeberpa tempat dan beberapa negara. Konstribusi terbesar azolla adalah dengan menjaga hasil panen tetap tinggi. Meskipun penggunaannya sebagai pupuk hijau pada tanaman padi masih dilakukan di China dan Vietnam, dengan adanya peningkatan biaya tenaga kerja , membuatnya kurang diminati. Meskipun demi-kian, seiring dengan perkembangan pupuk hijau, penggunaan azolla ini kini lebih banyak dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Dengan adanya mindazbesi yang menggabungkan mina padi dengan azolla, selain menjadikannya sebagai pakan perikanan juga konstribusi dapat digunakan untuk peningkatan produksi padi.
Mudah Pemeliharaannya
Untuk tanaman padi, dosis pupuk yang diberikan adalah 45 Kg N, (100 Kg Urea), 25 Kg P2O5 (70 Kg SP-36) dan 25 Kg K2O a(40 Kg KCl) per hektare. Dengan waktu pemberian adalah 15 Kg N, 25 Kg P2O5 dan 25 Kg K2O per Hektare saat tanam, 15 Kg N saat umur 28 hst dan 15 Kg N umur 42 hst. Bila ada serangan hama yang cukup serius dapat diberikan pestisida yang sesuai hamanya.
Ikan yang dipelihara sebenarnya sudah mendapatkan pakan langsung dari azolla yang ditanam dengan padi. Agar pertumbuhan ikan lebih baik, maka dapat diberikan pakan tambahan dedak dengan takaran 4 – 5 % dari berat badan ikan yang diberikan setiap pagi. Bebek yang dipelihara dapat diberikan pakan dua kali yaitu pagi dan sore. Pelepasan bebek ke lahan dapat dilakukan hanya setelah padi berumur 21 – 56 hst. Pakan alami yang didapatkan dari lahan sawah seperti rumput muda, azolla, cacing, siput, wereng, ulat dll. Ransum makanan di kandang dapat menggunakan 1,5 – 2 ons per ekor per hari yang terdiri dari biji pecah 30%, dedak 34,5 %, azola segar 10 % tepung ikan/tulang 20% bungkil kelapa 5 % dan garam dapur 0,5 %.
Untuk sapi, dapat diberikan pakan berupa jerami yang dipotong dan disiram urea 6% dalam larutan 100 % air yang diinkubisi dalam lubang yang dilapisi dan ditutup plastik. Pakan jerami yang telah siap dicampur dedak 30 % , azolla 7 % dan garam 1,5 %. Selain itu dapat juga ditambahkan rumput segar 18,5 %, mineral plus vitamin 1 %.
Adanya ternak sapi selain mengurangi gulma sebagai makanannya, juga kotoran yang dihasilkan menjadi pupuk hijau bagi lahan sawah
Panen Bertahap
Pemanenan mindazbesi dilakukan dengan memanen ikan ter-lebih dahulu yaitu pada saat padi menjelang berbunga (65 hari). Dengan cara air yang ada di petakan dikeluarkan . Ikan akan terkumpul dalam caren sehingga mempermudah untuk penangkapan. Setelah itu azolla dan gulma yang ada diinjak-injak/dibenamkan dalam tanah sebagai pupuk organik. Sehari kemudian air dimasukkan ke dalam petakan tinggi 5 – 8 cm. 10 hari sebelum panen padi, air dikeluarkan terlebih dahulu sampai sawah kering untuk kemudian dapat dilakukan pemanenan padi. Pemanenan padi dilakukan bila 95 % bulir gabah telah menguning. Gabah dapat dirontokkan di ditempat dengan tresher. Setelah pemanenan selesai, maka bebek bisa dilepas kempali ke petakan sawah untuk mencari sisa gabah panen sebagai makanannya.
Dengan demikian, selain kita bisa menjual ikan dan padi hasil mina padi, kita juga mendapat keuntungan dari azolla, bebek dan sapi yang menjadi pupuk organik bagi lahan sawah kita.
(Sumber : BPTP Karangploso-Malang –Jawa Timur)